PERJUANGAN ANAK KECIL DALAM MENGHADAPI HIDUP
Tidak banyak
pengemis, gelandangan, dan bahkan pekerja buruh sebagian besar adalah anak-anak
di bawah umur. Di karnakan tingkat kehidupan mereka dibawah kesejahteraan dan
kondisi yang membuat mereka seperti itu . Mereka harus bekerja untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Anak yang seharusnya bersekolah, tetapi mereka
harus menanggung beban , merasakaan kerasnya hidup dijalanan, merasakan panasnya terik matahari, merasakan dinginnya air hujan, dan bekerja keras untuk mencari uang yang halal. Ada juga sebagian dari mereka yang bekerja
setelah berangkat atau pulang sekolah.
Seperti anak
yang berusia 7 tahun, yang saya lihat di salah satu acara televisi swasta. Ia
hanya tinggal dengan ibunya saja,karna ayahnya sudah lama meninggal dunia.
Ibunya hanya bekerja sebagai buruh pacul di sawah. Sehingga Siti (namanya) harus membantu ibunya
mencari uang. Setiap pulang sekolah Siti harus berkeliling kampung untuk berjualan bakso. Di karnakan ia masih cukup kecil untuk membawa gerobak bakso,
jadi bakso dan kuahnya dimasukan kedalam termos nasi, yang sebenarnya juga
terlalu besar dan berat untuk anak seusia dia.
Siti pun harus
berjalan keluar masuk kampung untuk menjual baksonya, terkadang jalanannya pun
menanjak naik . Jika ada pembeli, Siti akan membuatkan baksonya
dimangkoknya. Terkadang pun saat ada
yang memesan bakso, Siti pun ingin rasanya menyicipinya, namun tak bisa.
Penghasilan dari penjualan bakso Siti pun tak cukup untuk kebutuhan
sehari-hari. Jika bakso yang di jualnya habis, ia hanya mendapat upah sebesar
Rp.2.000 rupiah saja. Dan jika jualannya tidak habis ia hanya di beri upah Rp.1.000
rupiah saja. Tidak seimbang upah yang ia dapat dengan kerja keras yang ia jalani. Selain berkeliling menjual bakso, Siti pun juga memberikan jasa untuk orang yang membutuhkan tenaganya.
Ada juga
tentang anak dibawah umur yang berkerja karna menjadi tulang punggung keluarga,
dia tidak seberuntung Siti yang bisa bersekolah walaupun harus berjualan. Anto (namanya), Ia harus bekerja apa saja untuk mendapatkaan uang. Terkadang ia harus panas-panasan untuk mencari orang yang ingin memakai jasa Anto, untuk membantu membawa hasil panennya. Terkadang anto hanya mendapat upah sedikit uang dan membawa sedikit hasil panen yang ia bantu tadi. Anto hanya tinggal dengan kedua adiknya dan neneknya, neneknya hanya berjualan gula aren di kampungnya. Sedangkan kedua orang tuanya sudah lama tiada.
Saat Anto sedang membantu neneknya berkeliling berjualan gula aren, ia sesekali melihat teman-teman sebayanya bersekolah. Sedih rasanya, ia ingin sekali bersekolah, sama seperti teman-temannya. Namun apa daya, dia harus mencari uang untuk ke dua adiknya dan neneknya, jangankan untuk sekolah, bermain pun dia sudah tidak bisa, karna dia ingin membantu neneknya. Walaupun Anto iri melihat teman-temannya bisa bersekolah, namun semangat Anto untuk menghidupi keluarganya tidak pernah pudar. Karna ia percaya Tuhan tidak pernah meninggalkannya.
Mereka mempunyai mimpi yang selalu menjadi motivasi mereka untuk bekerja keras.
Anak-anak yang seharusnya menuntut ilmu di sekolah, bermain bersama
teman-temannya. Malah harus bekerja keras untuk membantu membiayai kehidupan
mereka dan keluarga mereka, Siti dan Anton adalah salah satu contoh dari potretan
anak-anak di Indonesia yang kurang beruntung.
Kita patut
bersyukur atas keadaan kita sekarang, yang bisa sekolah, bersyukurlah dan jangan
sia-siakan karna masih bnayak anak-anak diluar sana yang ingin sekolah namun
tak mampu. Yang mempunyai cukup uang jangan dihambur-hamburkan karna masih
banyak orang yang diluar sana susah payah mencari uang,
Nama : Amalia Noviaanti
Npm : 20211646
Tidak ada komentar:
Posting Komentar