Review
ANALISIS DAYA DUKUNG
UMKM DAN KOPERASI BERBASIS AGROBISNIS PASCA KONFLIK ACEH DAN
DALAM MENGHADAPI ACFTA
(Survai Pada UMKM dan
Koperasi Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh)*)
Oleh:
Ishak Hasan **)
Berisi :
STRATEGI PEMBERDAYAAN MENGISI PERDAMAIAN ACEH DAN
MENGHADAPI ACFTA
Berdasarkan hasil penelitian lapangan pada 80 unit
UMKM dan koperasi di Aceh Tengah dapat diberikan beberapa rekomendasi sebagai
strategipemberdayaan. Strategi tersebut meliputi: (1) Peningkatan Kinerja
Manajemen dan Kelembagaan, (2) Peningkatan Kinerja Usaha, (3) Penguatan
Kemitraan, (4) Penguatan Akses Informasi dan Teknologi Produksi, (5) Penguatan
Jaringan Pemasaran, (6) Bantuan permodalan, (7) Progam Pendampingan, dan (8)
Penguatan daya saing dengan mempelajari setiap perubahan dan citarasa konsumen
global, khususnya mencermati strategi yang dilancarkan oleh kompetitor negara
Asean lainnya termasuk Cina yang tergabung dalam ACFTA.
4.1.
Peningkatan Kinerja Manajemen dan Kelembagaan
Berkaitan dengan peningkatan kinerja manajemen dan
kelembagaan dalam waktu dekat perlu dilakukan pelatihan yang berkesinambungan
dalam bidang sistem informasi manajemen yang berbasis teknologi informasi.
Kemampuan manajemen dalam membuat perencanaan usaha yang benar akan membantu
UMKM dan koperasi untuk mencapai tingkatan kemajuan yang diharapkan. Dengan
berpedoman pada perencanaan yang telah digariskan maka akan dapat dipahami
target capaian dari kegiatan yang dilakukan. Perencaan haruslah dinilai melalui
pengawasan tentang apa yang sudah terealisasi atau mana yang belum.
Selain dari pada itu perlu ditingkatkan kualitas
kelembagaan, misalnya dalam hal perizinan usaha agar memiliki dasar hukum yang
kuat dalam melakukan aktivitas. Demikian juga dalam hal pencitraan diri
lembaga, misalnya hak paten dari UMKM dan koperasi, walau sekecil apapun akan
sangat berguna bagi UMKM dan koperasi di tengah-tengah persaingan yang sangat
kuat. Pencitraan perusahaan melalui branding (merek dagang) sangatlah penting
agar mendapat tempat dalam memori masyarakat. Branding yang kuat di dalam benak
konsumen merupakan aset yang sangat berharga bagi kemajuan perusahaan.
Sebenarnya banyak produk UMKM dan koperasi di Aceh Tengah yang perlu
mendapatkan perlindungan hukum yang layak dari pemerintah. Namun sampai saat
ini masih sangat terbatas yang memperoleh perlindungan tersebut. Sehingga
produk-produk UMKM dan koperasi terabaikan begitu saja padahal memiliki
keunggulan-keunggulan apabila mendapat perhatian yang serius, baik dari dunia
usaha sendiri maupun dari pemerintah.
4.2.
Peningkatan Kinerja Usaha
Pemerintah Aceh Tengah perlu secara terus-menerus
memberikan pengetahuan dan keahlian teoritis dan teknis dalam memajukan
usaha.Secara internal perusahaan, UMKM dan koperasi Aceh Tengah masih perlu
meningkatkan efisiensi dalam berusaha. Efisiensi tersebut meliputi; (1)
Strategi biaya rendah, dan (2) Memanfaatkan sumberdaya manusia yang memiliki
pengetahuan dan keahlian dalam bidangnya.
Selain itu, diperlukan upaya yang kuat dari UMKM dan
koperasi untuk melaksanakan administrasi dan akuntansi yang sesuai dengan
ketentuan Standard Akuntansi Indonesia (SAI). Indikator-indikator usaha seperti
volume usaha, tingkat laba, likuiditas, Return on Investment (ROI) dan
indikator finansial lainnya perlu dipahami secara mendalam oleh kalangan UMKM dan
koperasi. Sebab dengan memahami indikator tersebut pihak manajemen memiliki
upaya yang keras dalam pencapaiannya.
4.3.
Penguatan Kemitraan
Kemitraan usaha juga merupakan faktor yang perlu
mendapatkan perhatian khusus apalagi dalam dunia yang semakin kompetitif. UMKM
dan koperasi akan dapat lebih eksis apabila menjalin hubungan yang intens
dengan berbagai kalangan. Kemitraan bisa dilakukan dengan usaha-usaha sejenis,
lembaga-lembaga keuangan, lembaga pemerintah, dan lembaga lainnya yang menaruh
minat kuat dalam bidang UMKM dan koperasi.
Hampir sulit mengabaikan pentingnya kemitraan dengan
berbagai pihak saat ini bagi UMKM dan koperasi. Sebab dunia usaha yang dinamis
dan kompetitif menuntut semua pihak untuk bekerjasama saling menguntung dalam
berbagai bidang. Apabila hubungan kemitraan mulai dari hilir sampai ke hulu
dapat dirajut maka UMKM dan koperasi akan mendapatkan manfaat yang besar
sebagai kekuatan dalam berbagai kegiatan usaha di masa depan.
4.4.
Penguatan Akses Informasi dan Teknologi Produksi
Penerapan teknologi informasi dan teknologi produksi
yang tepat tentu akan sangat membantu UMKM dan koperasi dalam mengembangkan
usahanya. Hampir tidak mungkin lagi saat ini UMKM dan koperasi terpisah dari
kedua hal tersebut di atas. Sebab salah satu ciri usaha yang maju dan modern
dewasa ini ditandai oleh kemampuan memanfaatkan teknologi yang ada dalam
meningkatkan produktivitas (Soekartawi, 1990). Lebih lanjut Cobia (1989)
menekankan pentingnya penguasaan jaringan informasi dalam memasarkan produk
agar menjangkau wilayah pemasaran yang luas. “Penguasaan jaringaninformasi yang
kuat sangat mendukung dunia usaha untuk berkembang dengan baik, karena berbagai
informasi dalam waktu cepat dan tepat memiliki nilai yang sangat berharga dalam
hal produksi dan pemasaran produk-produk mereka”. Bahkan lebih dari itu
teknologi informasi dan produksi memberi kekuatan tersendiri bagi UMKM dan
koperasi dalam transformasi usaha yang bersifat lokal menjadi lebih mengglobal.
Apalagi dengan terbukanya perdagangan bebas antara Indonesia dengan
negara-negara Asean dan Cina tentu penguatan akses informasi dan teknologi
produksi merupakan sesuatu yang menentukan. Mengingat konsumen global maupun
lokal membutuhkan poduk-produk yang semakin bermutu.
4.5.
Penguatan Jaringan Pemasaran
Jaringan pemasaran yang kuat sangat membantu UMKM
dan koperasi dalam mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu diperlukan upaya
yang kuat dari UMKM dan koperasi untuk menciptakan mata rantai pemasaran dari
berbagai kalangan. Misalnya penguasaan jaringan transportasi, lembaga promosi,
sampai kepada berbagai lapisan konsumen sangat penting dilakukan. Produk-produk
UMKM dan koperasi perlu mendapatkan ruang dan tempat yang lebih mudah dijangkau
oleh konsumen, misalnya dengan membuka counter promosi di berbagai tempat strategis,
seperti bandara, pusat perbelanjaan, pelabuhan, terminal, lokasi objek wisata,
dan berbagai tempat lainnya yang lebih mudah dijangkau oleh konsumen. Jaringan
tersebut dapat dilakukan secara lokal, nasional, maupun secara internasional.
Terutama bagi UMKM dan koperasi yang memiliki nilai produk yang dapat
diandalkan untuk tujuan ekspor. Dengan demikian tingkat keuntungan yang
diperoleh diperkirakan juga akan lebih meningkat.
4.6.
Bantuan Permodalan
Permodalan yang memadai dalam melakukan usaha memang
diperlukan, akan tetapi yang segera perlu dilakukan adalah memfasilitasi mereka
untuk mampu berhubungan dengan lembaga-lembaga keuangan, termasuk lembaga
keuangan mikro (LKM). Bantuan permodalan dimaksud bisa dilakukan dengan dua
model; (1) Memberi bantuan modal yang mampu menghidupkan usaha mulai dari hulu
sampai ke hilir, terutama UMKM dan koperasi yang memiliki potensi untuk
orientasi pasar ekspor, (2) Memberi bantuan modal hanya sebagai stimulus
(rangsangan) untuk perkembangan usaha. Kedua model tersebut dapat
dioperasionalkan secara lebih ril di lapangan, dan dengan demikian
akandiketahui secara jelas mana saja UMKM dan koperasi yang termasuk ke dalam
kategori tersebut agar dalam melakukan kebijakan tidak salah sasaran.
4.7.
Progam Pendampingan
Meskipun dalam implementasi di lapangan seringkali
program pendampingan kurang mendapatkan hasil yang memuaskan namun untuk UMKM
dan koperasi tetap masih diperlukan. Program pendampingan dapat dilakukan
dengan cara menyiapkan tenaga-tenaga yang lebih tepat dan sesuai dengan
karakter UMKM dan koperasi setempat. Sebab apabila sumberdaya manusia (SDM)
pendamping kurang memahami karakter masyarakat dan juga karakter UMKM dan
koperasi maka upaya pendampingan sering mengalami kegagalan. Selain program
pendampingan dalam bentuk SDM juga pendampingan dalam hal soft skill lainnya
sangat diperlukan seperti; memfasilitasi studi banding dan lain-lain yang mampu
merubah mindsets dan budaya usaha ke arah yang lebih efisien.
4.8.
Penguatan Daya Saing Menghadapi Kompetitor Negara Asean Lain dan Cina Yang
Tergabung Dalam ACFTA.
Penguatan daya saing yang dimaksud disini adalah
melakukan penataan secara cermat terhadap pencitraan produk (kualitas,
branding, pelayanan, dan harga), dan juga pemahaman yang mendalam terhadap
citarasa konsumen global dengan mencermati perilaku konsumen masing-masing
negara. Hal ini dapat dilakukan dalam menghasilkan berbagai produk berbasis
agrobisnis, seperti Kopi Gayo yang selama ini memang sudah dikenal luas di
mancanegara. Kopi Gayo yang ada sekarang dipasarkan hanya dengan satu rasa,
akan tetapi di masa datang bisa direkayasa lebih baik lagi dengan kaya rasa
sehingga konsumen global dapat menikmati sesuai dengan citarasa mereka
masing-masing. Demikian juga halnya dengan komoditas ekspor lain, seperti
produk-produk holtikulura dapat lebih menyesuaikan dengan kondisi yang ada agar
UMKM dan koperasi yang bergerak dalam agrobisnis ini lebih mampu eksis dalam
persaingan global yang sudah di depan mata.
Khusus tentang pengembangan koperasi, Syahza (2010:1)
supaya koperasi bisa berfungsi dengan baik, maka pemerintah perlu mengembangkan
faktor pendukung pembangunan ekonomi daerah melalui pengembangan koperasi,
antara lain: (1) Potensi masyarakat, 2) Pengusaha, 3) Lembaga perkreditan, 4)
Instansi terkait; dan 5) Koperasi sebagai badan usaha.
Nama
/ NPM :Amalia Novianti / 20211646
Kelas : 2EB09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar