Sabtu, 29 Desember 2012

Review 10 ANALISIS DAYA DUKUNG UMKM DAN KOPERASI BERBASIS AGROBISNIS PASCA KONFLIK ACEH DAN DALAM MENGHADAPI ACFTA (Survai Pada UMKM dan Koperasi Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh)*)



Review
ANALISIS DAYA DUKUNG UMKM DAN KOPERASI BERBASIS AGROBISNIS PASCA KONFLIK ACEH DAN
DALAM MENGHADAPI ACFTA
(Survai Pada UMKM dan Koperasi Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh)*)
Oleh:
Ishak Hasan **)
Berisi :
STRATEGI PEMBERDAYAAN MENGISI PERDAMAIAN ACEH DAN MENGHADAPI ACFTA

Berdasarkan hasil penelitian lapangan pada 80 unit UMKM dan koperasi di Aceh Tengah dapat diberikan beberapa rekomendasi sebagai strategipemberdayaan. Strategi tersebut meliputi: (1) Peningkatan Kinerja Manajemen dan Kelembagaan, (2) Peningkatan Kinerja Usaha, (3) Penguatan Kemitraan, (4) Penguatan Akses Informasi dan Teknologi Produksi, (5) Penguatan Jaringan Pemasaran, (6) Bantuan permodalan, (7) Progam Pendampingan, dan (8) Penguatan daya saing dengan mempelajari setiap perubahan dan citarasa konsumen global, khususnya mencermati strategi yang dilancarkan oleh kompetitor negara Asean lainnya termasuk Cina yang tergabung dalam ACFTA.
4.1. Peningkatan Kinerja Manajemen dan Kelembagaan
Berkaitan dengan peningkatan kinerja manajemen dan kelembagaan dalam waktu dekat perlu dilakukan pelatihan yang berkesinambungan dalam bidang sistem informasi manajemen yang berbasis teknologi informasi. Kemampuan manajemen dalam membuat perencanaan usaha yang benar akan membantu UMKM dan koperasi untuk mencapai tingkatan kemajuan yang diharapkan. Dengan berpedoman pada perencanaan yang telah digariskan maka akan dapat dipahami target capaian dari kegiatan yang dilakukan. Perencaan haruslah dinilai melalui pengawasan tentang apa yang sudah terealisasi atau mana yang belum.
Selain dari pada itu perlu ditingkatkan kualitas kelembagaan, misalnya dalam hal perizinan usaha agar memiliki dasar hukum yang kuat dalam melakukan aktivitas. Demikian juga dalam hal pencitraan diri lembaga, misalnya hak paten dari UMKM dan koperasi, walau sekecil apapun akan sangat berguna bagi UMKM dan koperasi di tengah-tengah persaingan yang sangat kuat. Pencitraan perusahaan melalui branding (merek dagang) sangatlah penting agar mendapat tempat dalam memori masyarakat. Branding yang kuat di dalam benak konsumen merupakan aset yang sangat berharga bagi kemajuan perusahaan. Sebenarnya banyak produk UMKM dan koperasi di Aceh Tengah yang perlu mendapatkan perlindungan hukum yang layak dari pemerintah. Namun sampai saat ini masih sangat terbatas yang memperoleh perlindungan tersebut. Sehingga produk-produk UMKM dan koperasi terabaikan begitu saja padahal memiliki keunggulan-keunggulan apabila mendapat perhatian yang serius, baik dari dunia usaha sendiri maupun dari pemerintah.
4.2. Peningkatan Kinerja Usaha
Pemerintah Aceh Tengah perlu secara terus-menerus memberikan pengetahuan dan keahlian teoritis dan teknis dalam memajukan usaha.Secara internal perusahaan, UMKM dan koperasi Aceh Tengah masih perlu meningkatkan efisiensi dalam berusaha. Efisiensi tersebut meliputi; (1) Strategi biaya rendah, dan (2) Memanfaatkan sumberdaya manusia yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam bidangnya.
Selain itu, diperlukan upaya yang kuat dari UMKM dan koperasi untuk melaksanakan administrasi dan akuntansi yang sesuai dengan ketentuan Standard Akuntansi Indonesia (SAI). Indikator-indikator usaha seperti volume usaha, tingkat laba, likuiditas, Return on Investment (ROI) dan indikator finansial lainnya perlu dipahami secara mendalam oleh kalangan UMKM dan koperasi. Sebab dengan memahami indikator tersebut pihak manajemen memiliki upaya yang keras dalam pencapaiannya.
4.3. Penguatan Kemitraan
Kemitraan usaha juga merupakan faktor yang perlu mendapatkan perhatian khusus apalagi dalam dunia yang semakin kompetitif. UMKM dan koperasi akan dapat lebih eksis apabila menjalin hubungan yang intens dengan berbagai kalangan. Kemitraan bisa dilakukan dengan usaha-usaha sejenis, lembaga-lembaga keuangan, lembaga pemerintah, dan lembaga lainnya yang menaruh minat kuat dalam bidang UMKM dan koperasi.
Hampir sulit mengabaikan pentingnya kemitraan dengan berbagai pihak saat ini bagi UMKM dan koperasi. Sebab dunia usaha yang dinamis dan kompetitif menuntut semua pihak untuk bekerjasama saling menguntung dalam berbagai bidang. Apabila hubungan kemitraan mulai dari hilir sampai ke hulu dapat dirajut maka UMKM dan koperasi akan mendapatkan manfaat yang besar sebagai kekuatan dalam berbagai kegiatan usaha di masa depan.
4.4. Penguatan Akses Informasi dan Teknologi Produksi
Penerapan teknologi informasi dan teknologi produksi yang tepat tentu akan sangat membantu UMKM dan koperasi dalam mengembangkan usahanya. Hampir tidak mungkin lagi saat ini UMKM dan koperasi terpisah dari kedua hal tersebut di atas. Sebab salah satu ciri usaha yang maju dan modern dewasa ini ditandai oleh kemampuan memanfaatkan teknologi yang ada dalam meningkatkan produktivitas (Soekartawi, 1990). Lebih lanjut Cobia (1989) menekankan pentingnya penguasaan jaringan informasi dalam memasarkan produk agar menjangkau wilayah pemasaran yang luas. “Penguasaan jaringaninformasi yang kuat sangat mendukung dunia usaha untuk berkembang dengan baik, karena berbagai informasi dalam waktu cepat dan tepat memiliki nilai yang sangat berharga dalam hal produksi dan pemasaran produk-produk mereka”. Bahkan lebih dari itu teknologi informasi dan produksi memberi kekuatan tersendiri bagi UMKM dan koperasi dalam transformasi usaha yang bersifat lokal menjadi lebih mengglobal. Apalagi dengan terbukanya perdagangan bebas antara Indonesia dengan negara-negara Asean dan Cina tentu penguatan akses informasi dan teknologi produksi merupakan sesuatu yang menentukan. Mengingat konsumen global maupun lokal membutuhkan poduk-produk yang semakin bermutu.
4.5. Penguatan Jaringan Pemasaran
Jaringan pemasaran yang kuat sangat membantu UMKM dan koperasi dalam mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu diperlukan upaya yang kuat dari UMKM dan koperasi untuk menciptakan mata rantai pemasaran dari berbagai kalangan. Misalnya penguasaan jaringan transportasi, lembaga promosi, sampai kepada berbagai lapisan konsumen sangat penting dilakukan. Produk-produk UMKM dan koperasi perlu mendapatkan ruang dan tempat yang lebih mudah dijangkau oleh konsumen, misalnya dengan membuka counter promosi di berbagai tempat strategis, seperti bandara, pusat perbelanjaan, pelabuhan, terminal, lokasi objek wisata, dan berbagai tempat lainnya yang lebih mudah dijangkau oleh konsumen. Jaringan tersebut dapat dilakukan secara lokal, nasional, maupun secara internasional. Terutama bagi UMKM dan koperasi yang memiliki nilai produk yang dapat diandalkan untuk tujuan ekspor. Dengan demikian tingkat keuntungan yang diperoleh diperkirakan juga akan lebih meningkat.
4.6. Bantuan Permodalan
Permodalan yang memadai dalam melakukan usaha memang diperlukan, akan tetapi yang segera perlu dilakukan adalah memfasilitasi mereka untuk mampu berhubungan dengan lembaga-lembaga keuangan, termasuk lembaga keuangan mikro (LKM). Bantuan permodalan dimaksud bisa dilakukan dengan dua model; (1) Memberi bantuan modal yang mampu menghidupkan usaha mulai dari hulu sampai ke hilir, terutama UMKM dan koperasi yang memiliki potensi untuk orientasi pasar ekspor, (2) Memberi bantuan modal hanya sebagai stimulus (rangsangan) untuk perkembangan usaha. Kedua model tersebut dapat dioperasionalkan secara lebih ril di lapangan, dan dengan demikian akandiketahui secara jelas mana saja UMKM dan koperasi yang termasuk ke dalam kategori tersebut agar dalam melakukan kebijakan tidak salah sasaran.
4.7. Progam Pendampingan
Meskipun dalam implementasi di lapangan seringkali program pendampingan kurang mendapatkan hasil yang memuaskan namun untuk UMKM dan koperasi tetap masih diperlukan. Program pendampingan dapat dilakukan dengan cara menyiapkan tenaga-tenaga yang lebih tepat dan sesuai dengan karakter UMKM dan koperasi setempat. Sebab apabila sumberdaya manusia (SDM) pendamping kurang memahami karakter masyarakat dan juga karakter UMKM dan koperasi maka upaya pendampingan sering mengalami kegagalan. Selain program pendampingan dalam bentuk SDM juga pendampingan dalam hal soft skill lainnya sangat diperlukan seperti; memfasilitasi studi banding dan lain-lain yang mampu merubah mindsets dan budaya usaha ke arah yang lebih efisien.
4.8. Penguatan Daya Saing Menghadapi Kompetitor Negara Asean Lain dan Cina Yang Tergabung Dalam ACFTA.
Penguatan daya saing yang dimaksud disini adalah melakukan penataan secara cermat terhadap pencitraan produk (kualitas, branding, pelayanan, dan harga), dan juga pemahaman yang mendalam terhadap citarasa konsumen global dengan mencermati perilaku konsumen masing-masing negara. Hal ini dapat dilakukan dalam menghasilkan berbagai produk berbasis agrobisnis, seperti Kopi Gayo yang selama ini memang sudah dikenal luas di mancanegara. Kopi Gayo yang ada sekarang dipasarkan hanya dengan satu rasa, akan tetapi di masa datang bisa direkayasa lebih baik lagi dengan kaya rasa sehingga konsumen global dapat menikmati sesuai dengan citarasa mereka masing-masing. Demikian juga halnya dengan komoditas ekspor lain, seperti produk-produk holtikulura dapat lebih menyesuaikan dengan kondisi yang ada agar UMKM dan koperasi yang bergerak dalam agrobisnis ini lebih mampu eksis dalam persaingan global yang sudah di depan mata.
Khusus tentang pengembangan koperasi, Syahza (2010:1) supaya koperasi bisa berfungsi dengan baik, maka pemerintah perlu mengembangkan faktor pendukung pembangunan ekonomi daerah melalui pengembangan koperasi, antara lain: (1) Potensi masyarakat, 2) Pengusaha, 3) Lembaga perkreditan, 4) Instansi terkait; dan 5) Koperasi sebagai badan usaha.


Nama / NPM  :Amalia Novianti / 20211646
Kelas               : 2EB09



Tidak ada komentar:

Posting Komentar