Sabtu, 29 Desember 2012

Review 9 ANALISIS DAYA DUKUNG UMKM DAN KOPERASI BERBASIS AGROBISNIS PASCA KONFLIK ACEH DAN DALAM MENGHADAPI ACFTA (Survai Pada UMKM dan Koperasi Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh)*)



Review
ANALISIS DAYA DUKUNG UMKM DAN KOPERASI BERBASIS AGROBISNIS PASCA KONFLIK ACEH DAN
DALAM MENGHADAPI ACFTA
(Survai Pada UMKM dan Koperasi Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh)*)
Oleh:
Ishak Hasan **)
Berisi :
Kondisi Umum UMKM dan Koperasi Aceh Tengah

2.1. Potensi UMKM dan Koperasi Aceh Tengah
Kabupaten Aceh Tengah merupakan salah satu wilayah sentra produksi kopi dan holtikultura yang penting di Aceh. Sampai sejauh ini sebagian besar UMKM dan koperasi Aceh Tengah baik langsung maupun tidak langsung, di hulu maupun di hilir usahanya terkait dengan bidang perkebunan, pertanian tanaman pangan, dan juga peternakan. Basis usaha di atas diperkirakan semakin penting peranannya di masa depan, mengingat permintaan terhadap komoditas tersebut cenderung meningkat, baik lokal, nasional maupun secara internasional. Walaupun memang dilaporkan dalam kurun waktu 2002-2006 kontribusi sektor pertanian pada PDRB Aceh Tengah memperlihatkan angka pertumbuhan negatif sebesar -21,12% pertahun. Hal ini di antaranya lebih disebabkan oleh konflik Aceh yang berkepanjangan (BAPPEDA Aceh Tengah, 2008). Selain faktor di atas, pesatnya alih fungsi lahan juga semakin berdampak buruk pada produksi perkebunan, pertanian tanaman pangan dan peternakan, sehingga ketersediaan produksi pertanian relatif berkurang, sementara permintaan pasar semakin meningkat. Namun, kini kondisi konflik telah berganti dengan damai, diperkirakan pertumbuhan positif kembali akan terjadi karena disamping meningkatnya permintaan terhadap berbagai komoditas perkebunan, pertanian tanaman pangan, dan peternakan, juga adanya kebijakan pemberdayaan kembali lahan tidur yang terbengkalai selama konflik, serta pembukaan lahan baru yang produktif.
2.2 Kinerja UMKM dan Koperasi Aceh Tengah
2.2.1. Perkembangan Kelembagaan UMKM dan Koperasi
1). Koperasi
Berdasarkan laporan Diskopindag Aceh Tengah per 31 Maret 2009 dari jumlah koperasi sejumlah 367 unit. Yang aktif sebanyak 171. Koperasi yang tidak aktif umumnya tersangkut dengan dana Kredit Usaha Tani (KUT) dan Kompensasi BBM sebesar Rp35 miliar yang belum mampu dilunasi kepada kreditur/donatur. Masalah lain yang dihadapi koperasi adalah karena kualitas manajemen yang rendah, serta partisipasi anggota juga rendah. Akibatnya aktivitas usaha koperasi berjalan di tempat bahkan ada yang sudah tidak menjalankan usahanya lagi.
Data dalam Tabel 2 memperlihatkan bahwa jenis koperasi yang terbanyak adalah KSU sebanyak 98 unit. Disusul jenis koperasi lainnya seperti koperasi di kalangan TNI dan Polri, koperasi siswa, koperasi syariah, koperasi baitul qiradh, koperasi angkutan, dan koperasi mahasiswa, berjumlah 85 unit.



2). Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Berdasarkan data dari Diskopindag 2008, sektor UMKM di Aceh Tengah telah mendapat suntikan dana mencapai Rp5 milyar yang mampu membantu UMKM dalam mengembangkan usahanya.Selama ini perkembangan UMKM di Aceh Tengah tumbuh secara alamiah dari minat dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Sebagian dari UMKM tersebut merupakan warisan secara turun-temurun dari orangtua mereka. Dalam melakukan kegiatannya UMKM Aceh Tengah relatif masih tradisional, baik dari aspek manajemen usaha, maupun dari sarana produksi yang dimiliki.
Hasil penelitian pada 80 unit UMKM dan koperasi Aceh Tengah berkaitan dengan bidang usaha yang menjadi garapan dikelompokkan ke dalam lima jenis usaha, meliputi: (1) Perdagangan sebanyak 37 unit; (2) Industri kecil dan kerajinan sebanyak 21 unit; (3) Pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan) sebanyak 10 unit; (4) Jasa sebanyak 8 unit; (5) Ekstraktif (kehutanan, galian) sebanyak 4 unit.
2.2.2. Permodalan
Penelitian ini hanya memperoleh data modal lancar. Dari pengakuan sebagian besar responden data modal tetap sukar untuk dihitung, dengan beberapa alasan mereka kurang terbuka dalam hal ini. Sebagian besar modal mereka merupakan modal sendiri. Dengan demikian yang dikemukakan dalam penelitian ini hanya modal lancar saja sebagaimana dapat dilihat pada Grafik 1





2.2.3. Omzet
Besarnya omzet usaha cenderung menggambarkan besarnya manfaat ekonomi yang diperoleh. Semakin besar omzet diperkirakan juga semakin luas jangkauan pelayanan dan aktivitas usaha, dan dengan demikian juga semakin besar keuntungan. Demikian juga sebaliknya. Perkembangan rataan omzet UMKM dan koperasi Aceh Tengah sebulan dalam jutaan rupiah dapat dtelusuri pada Grafik 2.





2.2.4. Laba
Perolehan laba merupakan cerminan dari besarnya omzet dari usaha tersebut. Perolehan laba juga sangat tergantung pada skala usaha dan efisiensi yang dilakukan. Oleh karena itu aspek tersebut menjadi perhatian UMKM dan koperasi di Aceh Tengah. Selama ini perkembangan skala usaha dan efisiensi belum menjadi perhatian yang serius dari sebagian besar pengelola UMKM dan koperasi. Mereka hanya terfokus dan lebih mudah puas dengan usaha yang telah ada dan dengan berbagai keterbatasan. Padahal kalau diperkembangan dan dikelola secara profesional usaha mereka diperkiakan akan berkembang dengan baik” (Umar Burhan & Munawar Ismail, 1988). Perkembangan rataan laba UMKM dan koperasi Aceh Tengah dalam tahun 2007 dapat dilihat pada grafik berikut:





 2.3. Profil Manajemen
Karakteristik Responden
               Umur responden yang terbanyak (41–45 tahun) sebesar 21 orang (26,25%). Mereka termasuk dalam usia yang produktif dan dinggap sangat ideal mengelola usaha. Berdasarkan jenis kelamin, responden terbanyak adalah laki-laki sebanyak 54 orang (67,50%). Perempuan hanya 26 orang (32,50%). Responden laki-laki kebanyakan mengelola usaha yang mengandung risiko lebih besar dibandingkan dengan responden perempuan. Usaha yang dikelola oleh perempuan lebih bersifat usaha kerajinan, perdagangan eceran dan jasa. Sedangkan laki-laki lebih kepada usaha pengolahan khususnya industri kecil, perkebunan dan pertanian.
               Banyak pendapat mengatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pemahaman orang tersebut terhadap sesuatu yang dikerjakannya. Akan tetapi pendidikan yang dimaksud lebih bersifat pendidikan yang menyangkut tentang penguasaan keahlian tertentu dalam kehidupannya. Demikian juga dalam mengelola usaha, tingkat pendidikan biasanya sangat dominan mempengaruhinya. Tingkat pendidikan terbanyak pengelola UMKM dan koperasi Aceh Tengah adalah tingkat SLTA sebesar 50%. Berikut disusul oleh SLTP sebesar 41,25%. Dalam pengelolaan UMKM dan koperasi maka 28,75% responden yang memiliki pengalaman usaha 11-15 tahun.
               Apabila diperhatikan dari sebaran besarnya pendapatan yang diperoleh oleh pengelola UMKM dan koperasi Aceh Tengah yang terbanyak kisarannya 2,1 hingga 2,5 juta rupiah perbulan atau sebesar 57,50%. Pendapatan tersebut menurut mereka merupakan pendapatan bersih yang di bawa pulang ke rumah. Sebenarnya dalam kondisi tidak krisis keuangan global seperti saat ini atau juga tidak terjadi konflik tingkat pendapatan bisa lebih tinggi lagi. Walaupun kondisi krisis keuangan global tidak berhubungan langsung namun cukup memberikan pengaruh pada denyut UMKM dan koperasi di Aceh Tengah. Selanjutnya beban anggota keluarga yang relatif besar biasanya sangat terasa bagi UMKM dan koperasi dalam mengembangkan usahanya. Sebab perolehan pendapatan yang relatif kecil akan menghambat UMKM dan koperasi dalam hal pembentukan modal untuk ekspansi usaha. Apalagi kalau anggota keluarga tersebut sebagai sumberdaya yang bersifat konsumtif, bukan tenaga produktif akan sangat membebani perkembangan UMKM dan koperasi. Sebaran pengelola UMKM dan koperasi yang terbanyak memiliki jumlah tanggungan keluarga dengan kisaran 6 hingga 10 orang sebesar 50%.
                        2.4. Pembinaan Pemerintah
                                    2.4.1. Kemudahan Perizinan
               Menyadari pentingnya memacu perkembangan UMKM dan koperasi, Pemda Aceh Tengah melalui Diskopindag telah menempuh berbagai cara, baik dengan melakukan himbauan maupun terjun ke lapangan menjemput bola agar UMKM dan koperasi dapat memperoleh izin usaha secara legal. Hal ini dimaksudkan agar UMKM dan koperasi dapat berusaha secara pasti dengan perlindungan hukum yang kuat dari pemerintah. Dengan adanya izin usaha timbul kepercayaan dari pelanggan dan mitra. Hal tersebut akan memacu UMKM dan koperasi berkembang secara kondusif serta memiliki jaringan usaha yang lebih luas.
                                    2.4.2. Penguatan Manajemen
               Sama halnya dengan kemudahan dalam pemberian izin usaha, penguatan manajemen juga sangat penting dilakukan secara terencana, terarah dan terpadu. Setiap tahun Pemda Aceh Tengah telah mengalokasikan sejumlah dana dalam rangka penguatan manajemen. Sebab dengan luasnya pengetahuan manajemen dalam berbagai aspek usaha dan organisasi maka diharapkan manajemen akan profesional dalam mengelola usahanyan.
Selama ini telah diupayakan penguatan manajemen terutama dalam bidang kewirausahaan, pelatihan akuntansi usaha, kemitraan, dan aspek-aspek manajemen yang lainnya. Semua ini dimaksudkan agar UMKM dan koperasi dapat hidup dan berkembang sesuai harapan. Walaupun diakui memang belum semua UMKM dan koperasi di Aceh Tengah telah memperoleh penguatan dalam hal manajemen ini, akan tetapi Pemda Aceh Tengah akan terus-menerus berusaha untuk melakukannya agar UMKM dan koperasi dapat berkembang dengan baik.

                                    2.4.3. Penguatan Modal
               Pemerintah Kabupaten Aceh sangat peduli dalam hal penguatan permodalan bagi UMKM dan koperasi. Banyak program-program bantuan modal telah dilakukan dalam meningkatkan aktivitas UMKM dan koperasi. Modal tersebut ada yang bersumber dari APBN, APBA maupun APBK secara langsung, di samping ada dana yang besumber dari non pemerintah secara tidak langsung seperti dari bank.
                                    2.4.4. Peralatan Produksi
               Bantuan peralatan produksi sesuai dengan bidang kegiatan UMKM dan koperasi sudah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berproduksi. Walaupun peralatan tersebut relatif sederhana, namun diharapkan bermanfaat bagi UMKM dan koperasi. Sebagian UMKM dan koperasi Aceh Tengah telah mendapatkan pembinaan baik dari Diskopindag dan juga dari berbagai instansi lain berkaitan dengan peralatan produksi. Biasanya bantuan peralatan diberikan bersamaan dengan pembekalan dalam mempergunakannya.
                                    2.4.5. Akses Informasi dan Pasar
               Pemda Aceh Tengah telah berupaya untuk memperluas akses informasi dan akses pasar. Bahkan pada beberapa waktu yang lalu sudah dilaksanakan pelatihan tentang penggunaan internet dalam memasarkan produk. Demikian juga dengan upaya meningkatkan kemampuan individual dalam menjalin komunikasi dengan berbagai pihak telah diupayakan dengan harapan pengelola UMKM dan koperasi dapat meningkatkan pengetahuan dan sekaligus kemampuan praktiknya. Dewasa ini banyak pihak meyakini bahwa “hanya perusahaan-perusahan yang mampu mengakses berbagai informasi saja yang dapat bertahan di dalam pasar“ (Indra Ismawan, 2001). Oleh karena itu kedua variabel tersebut saling berkait erat dalam meningkatkan kemajuan UMKM dan koperasi. Apabila pengelola UMKM dan koperasi menguasai akses informasi dan jangkauan pasar yang luas maka diyakini UMKM dan koperasi Aceh Tengah dapat lebih eksis dari yang lainnya. Kedua hal tersebut harus bersinergi dalam pencapaiannya. Sehingga UMKM dan koperasi Aceh Tengah akan menjadi lebih modern dengan memiliki informasi dan pangsa pasar yang semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Nama / NPM  :Amalia Novianti / 20211646
Kelas               : 2EB09



Tidak ada komentar:

Posting Komentar