Review
ANALISIS DAYA DUKUNG
UMKM DAN KOPERASI BERBASIS AGROBISNIS PASCA KONFLIK ACEH DAN
DALAM MENGHADAPI ACFTA
Oleh:
Ishak Hasan **)
Berisi :
ABSTRACT
1. ABSTRACT
This study aims to analyze the Supporting Power of
The Cooperative, Micro, Small and Medium Enterprises (CMSME) based on the
Agro-business post Aceh Conflict and in facing ACFTA at Central of Aceh
Regency. Population of this research is all CMSMEs based on agro-business that
are developed under Board of Cooperative, Industry and Commerce (Diskoperindag)
of Central Aceh Regency. Samples of 80 MSMEs are taken based on the board’s
effort to train and to guide the MSMEs in administration, accountancy,
marketing and to equip various facility including information technology.
Analyze was conducted by regression of variable supporting power of CMSMEs. The
study shows that variables identified in the effort progress model of CMSMEs
equal to 0,66%. The influence of the efforts is relatively small, only equal to
0,44%. The small percentage is caused by the influence possibility of variables
effort progress, while the indicator increases the advantage and satisfaction
are trying to represent small shares of progress variable on a very macro
effort. But the result of this study represents an early good step in
comprehending real condition faced by CMSMEs at Central of Aceh regency.
Another result is utilized the importance in planning and a better policy is
needed in the future research that can cover a larger samples. This research
hypothesis is not to classify a stratified random sampling as a matter of fact
that every CMSMEs is different. The different aspects are: a) business scale,
b) market share, c) capital, d) labor force, and e) others.
Daya
Dukung Usaha, Agrobisnis, UMKM dan koperasi, ACFTA
|
2. PENDAHULUAN
Selama konflik Aceh berlangsung hingga
ditandatanganinya Perjanjian Damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan
Pemerintah Republik Indonesia di Helsinki Finlandia 25 Agustus 2005 telah
sangat banyak menyita perhatian dan pengorbanan sumberdaya yang tak terhingga
nilainya. Pengorbanan dan kerugian yang dialami bangsa Indonesia di Aceh bukan
saja terganggunya tatanan kehidupan masyarakat secara keseluruhan, akan tetapi
juga rusaknya berbagai sumberdaya penghidupan masyarakat, termasuk kerusakan
basis usaha lembaga-lembaga ekonomi rakyat seperti Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) dan koperasi. Padahal sektor ini, baik pada tataran filosofi,
maupun aksi seringkali dijadikan sebagai pilar penting penyangga ketahanan
ekonomi bangsa. UMKM dan koperasi sering diusung sebagai sumber kekuatan
perekonomian nasional baik dalam kondisi normal maupun dalam kondisi krisis.
Banyak fakta di banyak negara menyiratkan bahwa UMKM dan koperasi telah
menyelamatkan kehidupan ekonomi masyarakat yang lemah ekonominya, dan
kelompok-kelompok marginal yang terdepak dari persaingan pasar. Tidak sedikit
pula UMKM dan koperasi dijadikan sebagai wahana, dan cara oleh pihak eksekutif
dan legislatif sebagai instrumen penting dalam mewujudkan bebagai program
pemerintah di bidang kesejahteraan ekonomi dan sosial, khususnya melalui
pemberdayaan sektor-sektor ekonomi di masyarakat, seperti bidang agrobisnis.
Akan tetapi di sisi yang lain potret UMKM dan koperasi yang labil, marginal,
dan rentan terhadap gempuran pemodal kuat, memang sering diabaikan. UMKM dan
koperasi sering mendapat perlakuan yang tidak adil dalam banyak hal dibanding
dengan korporasi besar, baik milik negara maupun korporasi swasta lainnya. Padahal
banyak bukti menguatkan keyakinan kita bahwa UMKM dan koperasi mampu bertahan
hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit. Cukup banyak fakta di lapangan
meyakinkan kita betapa UMKM dan koperasi banyak menyelamatkan rakyat jelata
dari konstelasi ekonomi yang buruk, serakah, dan menindas.
E.F. Schumacher penulis buku “Small is Beautiful”
yang sudah diterjemahkan dengan judul “Kecil itu Indah” (1978) meyakini bahwa
“usaha kecil akan semakin berkontribusi kuat di masa depan bagi kemakmuran
suatu bangsa”. Demikian juga dengan ramalan futurolog John Naisbitt (1999), ia
percaya bahwa masa depan perekonomian global berada di tangan unit usaha kecil,
otonom, namun padat teknologi. Apa yang diprediksi oleh kedua pakar di atas
terbukti memang usaha-usaha kecil telah ikut menstabilkan perekonomian suatu
negara, apalagi ketika banyak negara diterpa oleh krisis ekonomi yang berat.
Masih banyak pandangan lainnya dari berbagai kalangan dengan nada serupa bahwa
usaha kecil, menengah dan koperasi sering menjadi simbol institusi penyelamatan
terhadap marginalisasi ekonomi rakyat, orang kecil yan tertindas dan terpental
dari persaingan. Khusus untuk institusi koperasi, Endress dalam Munkner (2000)
menggambarkan bahwa koperasi juga berperan serupa dalam penyelamatan orang
tertindas secara ekonomi: “lembaga ini terbukti mampu menolong para petani,
perajin dan pedagang kecil bertahan hidup dan berusaha di masa sulit, yang
diakibatkan oleh adanya reformasi, baik pertanian, industri dan politik ekonomi
liberal. Koperasi menjadi alternatif yang tepat, tidak saja di masa serba
kekurangan, tetapi juga di masa serba makmur”.
Kondisi yang dihadapi UMKM dan koperasi di Kabupaten
Aceh Tengah relatif berbeda dengan dengan kondisi yang dihadapi oleh UMKM dan
koperasi secara nasional. Hal ini disebabkan karena ekses dari konflik
bersenjata yang lama di Aceh telah berpengaruh negatif bagi kemajuan usaha UMKM
dan koperasi di wilayah ini. Banyak unit dan volume usaha UMKM dan koperasi di
Aceh Tengah menurun secara drastis selama masa konflik bersenjata.
Sumber-sumber pendapatan masyarakat, khususnya di sektor pertanian menjadi
terbengkalai, dengan demikian basis usaha UMKM dan koperasi secara keseluruhan
menjadi mandeg bahkan ada yang menutup usahanya. Data yang tersedia pada Dinas
Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kabupaten Aceh Tengah per
1 Maret 2009 menunjukkan jumlah koperasi dalam berbagai jenisnya mencapai 376
unit, terdiri dari 182 yang aktif dan 194 unit yang tidak aktif. Jumlah yang
tidak aktif ini pada umumnya merupakan akibat dampak negatif dari konflik.
Sedangkan usaha mikro, kecil dan menengah di bawah pembinaan Diskopindag
Kabupaten Aceh Tengah mencapai 1521 unit. Usaha mikro, kecil, dan menengah
tersebut bergerak dalam berbagai bidang usaha, meliputi; usaha industri kecil,
kerajinan dan perdagangan. Usaha industri, kerajinan dan perdagangan tersebut
berbasis pada komoditas pertanian yang dihasilkan oleh masyarakat lokal.
Dalam kenyataan di lapangan selama masa pasca
konflik Aceh yang hanya baru berumur 5 tahun UMKM dan koperasi di Kabupaten
Aceh Tengah telah mulai bergerak kembali. Walau memang belum menggembirakan,
akan tetapi denyutnya sudah mulai terasa, sungguhpun kondisi kemajuannya usaha
masih jauh dari harapan. Hal ini disebabkan banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan
UMKM dan koperasi tersebut selain faktor konflik Aceh. Oleh karena itu
dirasakan sangat penting diteliti dan dipahami masalah yang dihadapi tersebut,
dan dengan demikian pada gilirannya diharapkan dapat memberikan solusi yang
tepat dalam mengembangkan UMKM dan koperasi di Aceh Tengah pada khususnya, dan
UMKM dan koperasi secara nasional pada umumnya.
Selain kondisi di atas UMKM dan koperasi di Aceh
saat ini segera dihadapkan pada sebuah era baru yaitu menghadapi sebuah kawasan
ekonomi dan perdagangan bebas antara negara-negara Asean dan Cina yang dikenal
dengan ACFTA (Asean-China Free Trade Agreement). Fenomena yang sebenarnya telah
didiskusikan panjang lebar beberapa waktu sebelumnya termasuk tentang
plus-minus dampaknya terhadap perkembangan UMKM dan koperasi. Apalagi UMKM dan
koperasi yang berbasis agribisnis yang memang akan memiliki tantangan sangat
berat dalam era mendatang. Oleh karena itu dalam menyikapi kondisi ini UMKM dan
koperasi dimanapun termasuk di Aceh memerlukan pehatian yang lebih serius agar
dapat menata lebih jauh lagi tentang kinerja mereka dalam menghadapi isu global
ini. Kalau tidak UMKM dan koperasi akan kalah dalam persaingan global yang
semakin pesat dimasa depan.
1.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui
kondisi umum UMKM dan koperasi Aceh Tengah; (2) Menganalisis daya dukung UMKM
dan koperasi Aceh Tengah Pasca Konflik Aceh dan Dalam Menghadapi ACFTA; (3)
Menghasilkan strategi pemberdayaan UMKM dan koperasi Aceh Tengah yang relevan
dengan pekembangan perekonomian memasuki era global.
1.2. Ruang Lingkup
Mengingat jumlah dan sebaran UMKM di Aceh Tengah
relatif banyak serta ada yang menjadi pembinaan instansi lain di luar
Diskopindag maka, penelitian dan pembahasan ini hanya difokuskan pada UMKM dan
koperasi yang menjadi fokus pembinaan Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan (Diskopindag) Kabupaten Aceh Tengah saja. Sedangkan UMKM di bawah
instansi lain tidak menjadi perhatian dari penelitian ini. Secara umum
penelitian dan pembahasan ini berkaitan tentang dinamika perkembangan UMKM dan
koperasi, faktor pendukung dan penghambat perkembangannya, dan rekomendasi
pemberdayaan.
1.3. Metode Penelitian
Berdasarkan karakteristik masalah penelitian ini
termasuk jenis penelitian deskriptif dengan metode yang digunakan adalah metode
survai. Metode survai merupakan metode yang mengambil sampel dari sebagian
populasi untuk mewakili populasi secara representatif (Masri Singarimbun dan
Sofian Effendi, 1995).
Penelitian mengambil sampel UMKM dan koperasi aktif
binaan Diskopindag periode Juli 2009 sebanyak 80 unit. Walaupun diakui jenis
dan skala usaha masing-masing UMKM dan koperasi tersebut berbeda satu dengan
yang lain, namun dari segi kriteria, tipikal, dan permasalahan yang dihadapi di
lapangan relatif sama. Pembinaan meliputi: pelatihan manajemen, kelembagaan,
kewirausahaan, akuntansi, dan infoteknologi UMKM dan koperasi.
Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan
langsung di lapangan secara partisipatif. Selain itu juga dibuat pedoman
wawancara dengan informan kunci, seperti unsur pimpinan Diskopindag yang
membidangi UMKM dan koperasi dan pimpinan usaha dari UMKM dan koperasi yang
diteliti. Pengumpulan data berlangsung pada bulan Juli 2009.
Analisis data dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif. Secara kuantitatif digunakan model regresi sebagai berikut:
KJU = a + KMI + PPM + KPU + KPP + LSU + KTU + KLK +
KPT + KMU + BPR + KMP + KAU + PTK + VLU + e
Nama / NPM :Amalia
Novianti / 20211646
Kelas :
2EB09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar